Senin, 28 April 2008

Ketika Ibu-ibu Kampanye Antinarkoba



SEJAK pagi buta, Jumat (25/4), puluhan warga RW 6 Jln. H. Munajat Kel. Kebongedang Kiaracondong Bandung telah bersiap di halaman rumah ketua RW. Seorang ibu sibuk memberikan pengarahan yang harus dilakukan warga pagi itu. Kali ini mereka tak hanya membersihkan got dari sampah ataupun rumput, tetapi juga membersihkan lingkungan dari jarum-jarum suntik sisa pengguna narkoba suntik (injecting drug users/IDUs).
Dalam waktu dua jam, warga menemukan sekitar 30 jarum suntik bekas pakai yang terselip di got-got, tempat sampah, dan pekarangan rumah. Jumlah yang cukup fantastis bagi warga yang semula tak menduga daerahnya menjadi salah satu tempat peredaran narkoba, khususnya putau. "Ini satu-satunya cara menyadarkan masyarakat, di sekitar kita ada banyak pengguna narkoba suntik. Kita juga menghindari penularan HIV-AIDS melalui jarum suntik yang bertebaran, jangan sampai terinjak warga atau anak-anak," kata Tati Hartati (65), warga setempat.
Seorang pemuda di Kebongedang meninggal dunia akibat HIV melalui jarum suntik, beberapa bulan lalu. Kata warga, ia korban kesepuluh di yang meninggal akibat HIV.
"Kendala terberat berasal dari orang tua pengguna yang biasanya tertutup. Pendekatan terhadap orang tua pengguna sangat efektif untuk menekan angka kematian akibat HIV dari kalangan pengguna," kata Tati.
Tak hanya memperlihatkan banyaknya jarum suntik yang ditemukan kepada warga, Tati juga giat menyuarakan kampanye antinarkoba melalui pengajian ibu-ibu atau pun pertemuan kader PKK dan kader posyandu.
"Rujakan"
Apa yang diperbuat Tati dan warga Kebongedang, juga dilakukan di Kelurahan Maleer. Jika Tati melakukan pendekatan melalui gerakan bersih-bersih, Justika (33) ikut nongkrong bersama para pemuda di daerahnya. Justika, ibu rumah tangga di Kel. Maleer, bersama ibu-ibu muda lainnya mencoba meraih kepercayaan mereka agar dapat bersikap terbuka.
Informasi awal dari pemuda menjadi data awal untuk bahan pendekatan kepada orang tua mereka. Melalui acara rujakan secara bergilir, Justika bersama ibu-ibu lainnya mencoba memberikan penyadaran kepada orang tua para pengguna.
"Baru dua minggu lalu, seorang pemuda di Maleer meninggal akibat HIV. Ia korban narkoba ke-19. Imbasnya, gerakan penyadaran tentang bahaya narkoba dan HIV-AIDS dapat diterima warga dengan baik," katanya.
Menurut Joko Susilo (36), Koordinator Lapangan Harm Reduction Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (HR PKBI) Jabar, gerakan antinarkoba dan penularan HIV-AIDS melalui jarum suntik oleh ibu-ibu di Kebongedang maupun Maleer ini disokong petugas lapangan. (Deni Yudiawan/"PR")*** (di sadur dari H.U. Pikiran Rakyat)

Tidak ada komentar: